SINERGI JATIM - Kondisi pasar tradisional di Banyuwangi dari hari ke hari bertambah sepi. Salah satunya ialah banyaknya fasilitas pasar yang kurang memadahi, sehingga banyak ditinggal pemilik lapak.
Oleh karena itu, Komisi 3 DPRD Banyuwangi mendesak pemkab setempat untuk segera melakukan revitalisasi pasar tradisional, sehingga bisa kembali menjadi penopang perekonomian.
“Kami mendorong untuk segera dilakukan penataan kembali dan perbaikan fasilitas sarana dan prasarana,” kata Ketua Komisi III DPRD Banyuwangi, Emy Wahyuni Dwi Lestari.
Emy menjelaskan, penataan lapak pedagang dan perbaikan sarana prasarana sangat penting dilakukan sehingga pengunjung maupun pedagang merasa nyaman saat bertransaksi dengan fasilitas yang memadai.
“Pasar menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk itu perannya harus dimaksimalkan,” ujarnya.
Pasar yang menjadi tempat interaksi hingga transaksi, lanjut Emy, berkontribusi besar dalam cedera PAD. Sebab, pasar tradisional memiliki retribusi yang merugikan keuangan daerah sehingga sangat perlu dilakukan perbaikan dan penataan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan.
"Dengan penataan yang baik, sarana dan prasarana memadai akan membuat pedagang dan pengunjung nyaman," ungkapnya.
Kontribusi sektor pasar, tambah Emy, pada tahun 2022 lalu, belum maksimal. Retribusi daerah dari sektor pasar hanya mencapai 80 persen dari target yang telah ditentukan. Sehingga agar, tidak direplikasi diharapkan segera dilakukan penataan dan pembenahan.
“Kami berharap pada tahun ini target retribusi pasar bisa tercapai sepenuhnya. Sebab, target PAD Banyuwangi,” ungkapnya.
Emy menambahkan, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan daerah sektor pasar, yakni dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana pasar. Sebagai contoh di pasar Banyuwangi, sebagian penjual lebih memilih tidak menggunakan los pasar yang telah disewakan. Hal ini berimbas terhadap kurang maksimalnya pendapatan daerah dari sektor pasar.
Sebagai contoh di pasar Banyuwangi, sebagian penjual lebih memilih tidak menggunakan los pasar yang telah disewakan. Hal ini berimbas terhadap kurang maksimalnya pendapatan daerah dari sektor pasar.
"Kedepan kami minta eksekutif melakukan penataan dan perbaikan sarana prasarana di pasar," tegasnya.
Untuk diketahui, pasar Banyuwangi mulai sepi pembeli yang kemudian berimbas kepada 443 lapak ditinggal oleh pedagang. Berbagai alasan, penyebab lapak sebanyak itu ditinggalkan, mulai dari pembeli sepi hingga sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Perbaikan sarana dan prasarana sangat perlu dilakukan agar fasilitas lebih memadai, untuk kenyamanan dan keamanan terhadap keberlangsungan pasar Banyuwangi yang telah berdiri sejak 1981.